Long Time Ago, Cerita dimulai pada saat saya melakukan pelayanan vaksinasi MM untuk tujuan ibadah umrah, saya berusaha dengan penuh kesungguhan berharap dapat memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa tentunya, namun pada saat pengguna jasa merasa senang dengan jasa yang diterima maka terkadang mereka berinisiatif untuk memberikan tanda terima kasih.

Jadi saat pelayanan berakhir, ibu yang saya layani ini kemudian bersalaman dengan saya sambil menyelipkan selembar uang merah dan berkata “bu Terima kasih ya ini ada sedikit ucapan terima kasih dari saya”, saya cukup kaget namun dengan jelas menolak dan menyampaikan bahwa “terima kasih bu, tetapi yang saya lakukan hanya bagian dari tugas dan kewajiban saya, jika ibu ingin menyampaikan terima kasih mungkin ibu dapat membantu dengan memberikan testimoni pada survey kepuasan disebelah sana ya bu”. Walaupun ibu tersebut menunjukan sedikit perasaan tidak suka namun cerita ini berakhir sampai disini.

Bagaimana kalau ceritanya saya balik, bagaimana jika saya mengambil uang tersebut yang katanya merupakan pemberian tanda terima kasih, maka ceritanya akan beda lagi karena sadar atau tidak hal tersebut akan mempengaruhi pelayanan dikemudian hari. Sebagai contoh pada saat ibu tersebut menemukan masalah atau ada keluarganya yang ingin vaksin MM pasti ibu tersebut merasa bahwa beliau bisa dibantu, nanti saya hubungi saja petugasnya kebetulan saya pernah vaksin di sana. Nah hal tersebut juga terjadi pada saya, pada saat ibu tersebut datang menyampaikan maksud dan tujuannya walaupun saya tahu tidak bisa dilanjutkan ke tahap berikut tapi saya akan enggan menyampaikan hal tersebut atau enggan menolak dengan tegas karena saya merasa tidak enak hati karena pernah menerima sesuatu dari ibu tersebut. Mau saya bantu atau tidak akan ada asumsi, akan ada celah (kesempatan) terkait dengan oh ternyata di Kantor itu bisa kok kalau ingin meminta bantuan, bisa kok yang penting diberikan saja uang terima kasih. Mungkin asumsi itu keluar bukan hanya dari satu orang saja tapi bisa jadi asumsi public jika disebarkan dari satu orang ke orang lain. Walaupun niat awalnya tidak seperti itu. Ada kontrak yang tidak kita sadari yang membuat kita terikat.

Sehingga cara yang dapat kita lakukan untuk menghentikan tindak gratifikasi/Suap ini adalah dengan “BERANI”

  1. Berani mengatakan tidak
  2. Berani Mengajak
  3. Berani melaporkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Slot Gacor